Budaya literasi dalam arti
kemampuan masyarakat untuk membaca dan menulis, bisa dibilang masih dalam tahap
embrio di Papua. Kegiatan masyarakat Papua yang terkait dengan membaca buku,
bedah buku, atau menulis karya sastra masih sangat sedikit. Belum banyak
lembaga, baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat yang secara konsisten
dan berkesinambungan bergerak di bidang pengembangan literasi di Papua. Di
antara yang sedikit itu, ada Yayasan Betania di Heram yang fokus memberikan
pelatihan baca-tulis dalam rangka pemberantasan buta huruf di daerah pedalaman. Komunitas Buku Untuk Papua (BUP) menghimpun buku dari penjuru nusantara
untuk dibagikan ke berbagai perpustakaan komunitas di pelosok Papua. Sedangkan KOSAPA (Komunitas Sastra Papua) aktif bergerak mempublikasikan cerita pendek dan esai budaya dalam bentuk online. Dari pihak
pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membangun Balai Bahasa
Provinsi dan Papua Barat dengan tugas pokok melaksanakan pengkajian dan
pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di wilayah Provinsi Papua dan Papua
Barat. Dalam dinamika pengembangan literasi inilah, Sekolah Menulis Papua (SMP) mengambil peran dengan
sasaran utama para generasi muda untuk meningkatkan minat baca mereka dan
mendorong mereka untuk menuliskan imajinasi, kegelisahan dan impian mereka baik
dalam bentuk fiksi (sastra) maupun non-fiksi. Papua memang kaya dengan budaya
sastra lisan berupa cerita, kisah, mitos, legenda dan nyanyian yang dituturkan
secara turun temurun antar generasi. Alangkah indahnya jika sastra lisan
tersebut ditulis dan diwujudkan dalam bentuk
buku. Bukankah hanya dengan dituliskan sebuah pesan akan abadi?
Dalam rangka menggairahkan
dunia literasi di Papua, di tahun 2016
ini Sekolah Menulis Papua mengagendakan serangkaian
kegiatan, antara lain Diskusi reguler
kepenulisan fiksi, Kelas Sastra Intensif, Pelatihan penulisan skenario film,
Pelatihan Pers Mahasiswa, Siswa Pencinta Sastra, Kafe Sastra, Penerbitan Buku dan Bedah Buku yang ditulis
oleh para sahabat Sekolah Menulis Papua. Selain itu, SMP juga berencana meluncurkan bulletin
sastra online sebagai salah satu
media apreasiasi dan komunikasi antar para pegiat sastra di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar