Angeline
“Siapa kehilangan rasa cinta dalam hati dan membiarkan
arogansi emosional menguasai diri hingga para anak menjadi korban atas
kebiadaban ulahnya sesungguhnya ia telah kehilangan rasa kemanusiaan dalam jiwa
bagi kasih sayang”
Langit Indonesia
berhitam mendung dalam koyak airmata berparas duka
Pilu kepedihan
getarkan dada bagaikan bening airmata
yang mengalir
gersang di atas pipi terkoyak luka
Ibu pertiwi
wajahmu terlihat murung bermake up pilu tragedi yang membanjir terpeluk
sesal
Kenyataan yang
mengharu biru ini memporak porandakan setiap tarikan nafas dalam jiwa
Bumi nusantara
terguyur hujan dari banjir tangis
yang
menenggelamkan arti senyum di raut wajah
Kebiadaban,
merdekalah dalam kemenangan
di antara linangan
kaum papa negeri ini
Kekuasaan,
terbahaklah di setiap keinginan
hingga bumi ini
runtuh bersama kalahnya kaum lemah
Kekerasan,
berkuasalah engkau hingga tameng perlindungan anak hanyalah terlihat dan
terbaca dalam gambaran manis undang-undang di atas kertas akan tetapi
implementasinya begitu semu terbalut kenyataan hampa
Wahai keculasan,
merajailah engkau di pelukan ingkar hingga akhirnya harapan kami pupus bersama
kecewa
Wahai kemiskinan,
kami mendengar penindasan tentangmu akan tetapi negeri ini kepayahan dalam
menggapai pertolongan
Wahai cinta,
menangislah engkau bersama pudarnya kasih sayang di benak manusia yang
terdegradasi moral keserakahan
Wahai kasih
sayang, benarkah di ladang hatimu tak lagi subur tumbuhkan kemesraan di pelukan
rindu bagi sesama hingga terkesan kebutaan kepentingan membuatmu rabun?
Oh keadilan,
haruskah dirimu sungguh tak adil di hadapan kaum lemah hingga
kesewenang-wenangan akrab berkuasa ?
Oh hukum negeriku,
mengapa terkadang taringmu sungguh ompong kepayahan terhadap rakyat kelas
sendal jepit saat engkau dibutuhkan ?
Oh kebingungan,
haruskah segudang tanya dibiarkan terlantar sia-sia di antara selubung kematian
anak manusia yang tak terungkap nyata ?
Angeline, kami
mengirimkan jeritan duka cita dari langit timur nusantara di antara senandung
tangis cendrawasih penuh hangat kasih sayang dan cinta untukmu
Angeline, prahara
penganiayaan yang merampasmu dari rangkul kehidupan kan selalu menyita setiap
bening airmata di benak jiwa untuk dikenang
Angeline, wajahmu
laksana kembang teduh nan indah yang tergusur oleh badai kebiadaban sebelum
datangnya wangi mekar di jantung keremajaan
Angeline, setiap
ingatan tentangmu adalah tenggelamnya kekecewaan di dasar lautan perasaan
terdalam tentang arti kepedihan nan malang anak manusia
Angeline, setiap
aksara yang mengandung makna di puisi ini kesemua itu laksana kembang duka yang
kutaburkan mewangi di atas pusaramu berselimutkan doa-doa dari jiwa-jiwa yang
penuh cinta untukmu
Tuhan terimalah
anak kami Angeline di sisi-Mu tempat di mana surga kebahagiaan dan kedamaian
jiwa saling bercinta abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar