Kamis, 01 September 2016

Puisi Igir Al Katiri: Angeline



Angeline

“Siapa kehilangan rasa cinta dalam hati dan membiarkan arogansi emosional menguasai diri hingga para anak menjadi korban atas kebiadaban ulahnya sesungguhnya ia telah kehilangan rasa kemanusiaan dalam jiwa bagi kasih sayang”

Langit Indonesia berhitam mendung dalam koyak airmata berparas duka

Pilu kepedihan getarkan dada bagaikan bening airmata
yang mengalir gersang di atas pipi terkoyak luka

Ibu pertiwi wajahmu terlihat murung bermake up pilu tragedi yang membanjir terpeluk sesal

Kenyataan yang mengharu biru ini memporak porandakan setiap tarikan nafas dalam  jiwa

Bumi nusantara terguyur hujan dari banjir tangis
yang menenggelamkan arti senyum di raut wajah

Kebiadaban, merdekalah dalam kemenangan
di antara linangan kaum papa negeri ini

Kekuasaan, terbahaklah di setiap keinginan
hingga bumi ini runtuh bersama kalahnya kaum lemah

Kekerasan, berkuasalah engkau hingga tameng perlindungan anak hanyalah terlihat dan terbaca dalam gambaran manis undang-undang di atas kertas akan tetapi implementasinya begitu semu terbalut kenyataan hampa

Wahai keculasan, merajailah engkau di pelukan ingkar hingga akhirnya harapan kami pupus bersama kecewa

Wahai kemiskinan, kami mendengar penindasan tentangmu akan tetapi negeri ini kepayahan dalam menggapai pertolongan

Wahai cinta, menangislah engkau bersama pudarnya kasih sayang di benak manusia yang terdegradasi moral keserakahan

Wahai kasih sayang, benarkah di ladang hatimu tak lagi subur tumbuhkan kemesraan di pelukan rindu bagi sesama hingga terkesan kebutaan kepentingan membuatmu rabun?

Oh keadilan, haruskah dirimu sungguh tak adil di hadapan kaum lemah hingga kesewenang-wenangan akrab berkuasa ?

Oh hukum negeriku, mengapa terkadang taringmu sungguh ompong kepayahan terhadap rakyat kelas sendal jepit saat engkau dibutuhkan ?

Oh kebingungan, haruskah segudang tanya dibiarkan terlantar sia-sia di antara selubung kematian anak manusia yang tak terungkap nyata ?

Angeline, kami mengirimkan jeritan duka cita dari langit timur nusantara di antara senandung tangis cendrawasih penuh hangat kasih sayang dan cinta untukmu

Angeline, prahara penganiayaan yang merampasmu dari rangkul kehidupan kan selalu menyita setiap bening airmata di benak jiwa untuk dikenang

Angeline, wajahmu laksana kembang teduh nan indah yang tergusur oleh badai kebiadaban sebelum datangnya wangi mekar di jantung keremajaan

Angeline, setiap ingatan tentangmu adalah tenggelamnya kekecewaan di dasar lautan perasaan terdalam tentang arti kepedihan nan malang anak manusia

Angeline, setiap aksara yang mengandung makna di puisi ini kesemua itu laksana kembang duka yang kutaburkan mewangi di atas pusaramu berselimutkan doa-doa dari jiwa-jiwa yang penuh cinta untukmu

Tuhan terimalah anak kami Angeline di sisi-Mu tempat di mana surga kebahagiaan dan kedamaian jiwa saling bercinta abadi.

Pertapaan Jiwa, 16/06/2015, “Hati Melara.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar