Jiwa I
Malam kelabu
Aku merindukanmu
Mencari-cari jiwamu hingga
ujung batas pandangan;
Langit menghitam
Memberi tanda-tanda
kemustahilan
Mengarak awan-awan
Mengandung rasa keinginan
Mengucur bersama tangisan;
aku mengais-ngais meminta
Lagi, aku merindukanmu
Kemana harus kucari jiwamu
yang telah menghilang?
Jiwa II
Satu lagi jiwa terlepas
Berkelana di langit-langit;
tanpa tersentuh
Bulir-bulir hujan menghujam
jantung
Memberi tangis yang tidak
hanya menyayat hati namun menyakiti telinga
Tiada henti; malam sunyi
berubah menjadi gaduh
Seluruh ruangan
menyebut-nyebut namanya;
Seolah-olah jiwa tersebut
dapat kembali menapak pada tanah-tanah basah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar